DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
BAB I :PENDAHULUAN
BAB II :PEMBAHASAN
A.Pengertian
Bimbingan dan Konseling
B.Tujuan
Bimbingan Konseling
C.Konsep Dasar
Bimbingan dan Konseling
d.Konsep dasar
Bimbingan dan konseling
islami
E.Model-model
bimbingan konseling
BAB II
:PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I PENDAHULUAN
Kebutuhan
akan bimbingan sangat dipengaruhi
oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi, demokratisasi dalam pendidikan dan perluasan program pendidikan. Kemajuan berpikir dan
kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah
mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global
membuat kehidupan semakin
kompetitif dan membuka peluang
bagi manusia untuk mencapai status dan
tingkat kehidupan yang lebih
baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong
manusia untuk terus berpikir, meningkatkan kemampuan, dan tidak puas
terhadap apa yang dicapainya pada saat ini.
Untuk menangkal dan mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh globalisasi tersebut
perlu dipersiapkan insan dan sumber daya manusia Indonesia
yang bermutu. Manusia Inonesia yang bermutu yaitu manusia yang harmonis lahir dan bathin, sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai IPTEK
secara professional, serta dinamis
dan kreatif. Hal ini sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional.
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang
bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus diukung oleh peningkatan profesionalisasi
dan sistem manajemen tenaga
kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk
menolong diri sendiri dalam memilih dan
mengambil keputusan demi
pencapaian cita-cita.
Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akaemis, tetapi
juga menyangkut aspek perkembangan pribadi,
sosial, kematangan intelektual dan
sistem nilai. Oleh karena itu pendidikan yang bermutu di lingkungan pendidikan haruslah merupakan pendidikan yang
seimbang, tidak hanya mampu
menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar
kemampuan profesional dan akademis, tetapi juga mampu membuat
perkembangan diri yang sehat dan prouktif. Para peserta didik di lingkungan
pendidikan umumnya adalah
orang-orang yang sedang
mengalami proses perkembangan yang punya karakteristik, kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan yang
harus dipenuhinya.
Selanjutnya, perluasan program pendidikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tingkat pendidikan setinggi
mungkin sesuai dengan
kemampuannya. Arah ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan yaitu dalam memilih kelanjutan sekolah yang
tepat, serta menilai kemampuan siswa yang bersangkutan, mungkinkah ia
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dan yang paling penting untuk diketahui bahwa, sistem pemerintahan yang semakin demokratis berdampak positif terhadap
seluruh aspek kehidupan.
Kesempatan yang sama untuk semua orang telah menjadi kenyataan dalam
berbagai bidang, baik sekolah,
universitas, perguruan tinggi lainnya, pabrik-pabrik dan industri,
maupun kalangan profesional. Sekolah-sekolah menampung murid-murid dari berbagai
asal-usul dan latar belakang
kehidupan yang berbeda. Keaaan ini menimbulkan
bertumpuknya masalah yang dihaapi
seseorang yang terlibat dalam
kelompok campuran itu. Dalam keadaan semacam ini, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu
cara untuk menanggulangi masalah tersebut.
BAB
II PEMBAHASAN
A . Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
adalah suatu proses upaya
bantuan untuk mewujukan perkembangan manusia yang optimal baik secara kelompok
maupun individual, sesuai dengan hakikat kemanusiaannya dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemahan serta
permasalahan yang sedang
di alaminya.
Konseling
adalah bantuan yang diberikan oleh seorang profesional
kepada seorang individu
ataupun kelompok secara berkesinambungan dan
bertahap untuk membantu individu ataupun kelompok tersebut dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya dengan cara wawancara dan sesuai dengan keadaan yang di hadapinya
untuk mencapai kesejahteraan.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu ataupun kelompok oleh seorang profesional
melalui sistematika tertentu untuk membantu individu dalam
menyelesaikan masalah yang tak mampu dihadapinya sendiri serta membantu individu dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri individu
tersebut.
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Berbagai
buku menyatakan tujuan dari
Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan bermacam-macam
bahasa buku, namun untuk lebih memudahkan
kita akan tujuan bimbingan dan
konseling secara sederhana maka
akan dijelaskan sebagai berikut
:
Tujuan
Bimbingan dan Konseling terbagi
menjadi dua, yaitu :
Tujuan Umum
- Ø Membantu individu agar dapat mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat, nilai-nilai, serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi individu.
- Ø Membantu individu agar dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya.
- Ø Mampu membuat keputusan dan rencana yang realistik.
- Ø Mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya tersebut
- Ø Terakhir mewujukan diri sendiri sebagai manusia yang sejahtera.
Tujuan Khusus
- Ø Terkait kepada arah perkembangan klien dan masalah-masalah yang dihadapinya.
- Ø Mengajarkan kemandirian pada diri tiap-tiap klien yang dihadapi oleh konsselor.
C . Konsep Dasar Bimbingan dan
Konseling
Konsepsi Bimbingan dan Konseling ternyata mengalami
perkembangan dari waktu ke
waktu. Pada awalnya istilah
“bimbingan” berdiri sendiri dan didalamnya sama
sekali tidak mengandung
pengertian konseling. Pada periode berikutnya istilah Bimbingan dan Konseling ( BK ) dipakai secara bersamaan, artinya
makna nya menjadi ambigu (dalam satu kata berisi dua makna). Pada perkembangan yang lebih lanjut istilah “konseling” berdiri sendiri dan sekaligus dia memuat pengertian bimbingan juga di dalamnya.
Dasar pemikiran penyelenggaraan BK di sekolah / marasah bukan semata-mata terletak pada ada atau tidaknya landasan
hukum ( perundang-undangan), namun yang lebih penting dan tepat adalah :
·
Menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut
konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual,
sosial, moral spiritiual).
·
Mampu menghargai segala potensi yang ada pada iri manusia, karena setiap manusia yang lahir ke bumi ini telah
di anugerahi potensi sebagai aset.
·
Menyadarkan manusia agar sadar
akan esensi yang dia miliki.
Selanjutnya,
individu dalam mencapai
tahap perkembangan yang lebih matang, konseli memerlukan bimbingan dari seorang konselor karena mereka
masih kurang memiliki pemahaman ataupun wawasan tentang dirinya. Selain itu terdapat
suatu keyakinan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak
selalu berjalan dalam alur
linier, lurus atau searah dengan
potensi, harapan dan nilai-nilai
yang dianut. Perkembangan
konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik,
psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah
perubahan. Perubahan yang terjadi
dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup ( life style ) pada warga masyarakat itu sendiri.
Apabila
perubahan yang terjadi itu sulit
diprediksi atau di luar
jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan konseli,
seperti terjadinya stagnasi (
kemandegan ) perkembangan,
masalah-masalah atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang di duga mempengaruhi gaya hidup
tersebut diantaranya adalah :
- v Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat
- v Pertumbuhan kota-kota
- v Kesenjangan tingkat ekonomi masyarakat
- v Revolusi teknologi informasi
- v Pergeseran fungsi atau struktur keluarga
- v Perubahan dunia industri.
Selain
itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling ini dikarenakan :
- v Iklim lingkungan yang kurang sehat ( banyak tayangan pornografi, penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman-minuman keras, obat-obatan terlarang / narkoba yang tidak terkontrol.
Semua
hal diatas sangat mempengaruhi
masyarakat terutama pelajar, sehingga banyak bertebaran tawuran iantara
kelompok-kelompok siswa SMA dan
sederajat, pelanggaran tata
tertib sekolah yang membuat para guru kelas dan kepala sekolah semakin kewalahan karena ulah siswa-siswi nya. Penampilan perilaku remaja seperti
di atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi
manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003).
tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003).
Upaya menangkal dan mencegah
perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti
disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara
sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan Bimbingan dan Konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara
sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan Bimbingan dan Konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dengan demikian, pendidikan yang
bermutu, efektif atau ideal adalah yang
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang
bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif
dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, hanya akan
menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang
bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif
dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, hanya akan
menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.
D
. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Islam
Pada
dasarnya Bimbingan Konseling hampir sama dengan Bimbingan Konseling dalam
islam,bimbingan konseling islam lebih mengarah ke agama, jadi bimbingan
konseling islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah, continue,
dan sistemmatis kepada setiap individu agar dapat mengembangkan potensi atau
fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan
cara menerapkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam alquran dan hadist sehaingga individu
tersebut dapat hidup selaras
sesuai dengan ajaran al-quran dan hadist.
Ada
beberapa individu yang sama sekali tidak mempunyai hubungan yang baik dengan Allah. Diantaranya adalah
:
§ Manusia yang terlepas hubungannya dengan Allah SWT
§ Manusia yang terlepas hubungan dengan manusia lainnya atau alam semesta
§ Manusia yang sama sekali tidak memilki hubungan yang baik dengan Allah
SWT maupun dengan manusia dan alam
semesta.
Dalam hubungan yang serba terputus tersebut maka pada saat itulah diperlukan konseling islami yang berfungsi untuk
menanggulangi perkembangan fitrah beragama tersebut sehingga individu itu kembali sadar akan
eksistensinya sebagai khalifah di muka bumi yang berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Dari
pemahaman yang telah dikemukakan di atas maka dapat diperoleh jawaban bahwa klien bimbingan konseling
islami itu adalah setiap individu mulai dari lahirnya sehingga menginternalisasikan
norma-norma Al-quran dan hadist dalam perilaku hidupnya ,serta individu yang mengalami penyimpangan dalam
perkembangan fitrah bergama yang di milikinya.
E
. Model-Model Bimbingan dan Konseling
Pembahasan mengenai hal ini sangat
spesifik, ini juga merupakan sebuah dasar untuk mengetahui teknik-teknik dan
pendekatan-pendekatan terhadap Bimbingan Konseling lebih dalam lagi.
Berikut model-model Bimbingan dan Konseling ada delapan yaitu :
1
. Psikonalitik
Figur
utama yang mencetuskan model ini adalah Sigmund
Freud. Pada dasarnya psikoanalitik adalah suatu teori kepribadian, sistem
filsafat, dan metode psikoterapi.
Konsep utama :
Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan
ressolusi dan integrasi fase perkembangan psikoseksual yang berhasil.
Perkembangan kepribadian yang gagal merupakan akibat
dari resolusi sejumlah fase perkembangan psikoseksual yang tidak memadai.
Id, ego, dan super ego membentuk dasar bagi struktur
kepribadian.
Kecemasan adalah akibat perepresian konflik-konflik
dasar.
Mekanisme pertahanan ego dikembangkan untuk
mengendalikan kecemasan.
Proses-proses tak sadar berkaitan erat dengan
tingkah laku yang muncul sekarang.
Tujuannya adalah :
Membuat hal-hal yang tidak disadari menjadi disdari.
Merekostruksi kepribadian dasar membantu klien dalam menghidupkan kembali
pengalaman-penalaman masa kanak-kanak dini dengan menembus konflik-konflik yang
direpresi. Kesadaran intelektual.
2
. Model konseling eksistensial-humanistik
Pendiri model konseling ini adalah May,Maslow,Frankl,jourard
Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada
kondisi fisik manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang
menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu sistem tehnik-tehnik
yang digunakan untuk mempengaruhi klien.
Tujuan nya adalah :
Menyajikan kondisi-kondisi untuk
memaksimalkan kesadaran diri dan
pertumbuhan. Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan memperluas
kesadaran diri. Membantu klien agar bebas dan bertanggungjawab atas arah kehidupannya
sendiri.
3
.Client centered
Pendiri model konseling ini adalah Carl Rogers.
Manusia: memiliki dorongan untuk selalu bergerak ke muka, berjuang untuk
berfungsi, kooperatif, konstrukstif dan memiliki kebaikan pada inti terdalam
tanpa perlu mengendalikan dorongan-dorongan agresifnya
Client diposisikan untuk memiliki kesanggupan-kesangguapan
dalam membuat keputusan.
Manusia memiliki rasa, jiwa, pemikiran yang tumbuh
dan bergerak untuk menjadi maju, memiliki pilihan, menentukan pilihannya yang
dianggap baik dan bertanggungjawab dalam kehidupannya.
Tujuannya :
Menyediakan suatu iklim yang aman dan kondusif bagi eksplorasi diri
klien sehingga mampu menyadari penghambat-penghambat pertumbuhan dan
aspek-aspek pengalaman diri yang sebelumnya dingkari . membantu klien agar
mampu bergerak kea rah keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan
spontanitas dan perasaan hidup.
4
.Gestalt
Pendiri model konseling ini adalah Fritz perls
Orang terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran
perasaan serta tingkah laku.
Pandangannya antideterministik dalam arti individu dipandang memiliki
kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh masa lampau berkaitan dengan
kesulitan sekarang
Tujuan:
Membantu klien untuk memperoleh kesadaran atas
pengalaman dari saat ke saatnya, menantang klien agar menerima tanggungjawab
atas pengambilan dukungan
internal alih-alih dukungan
eksternal.
5
. Analisis Transaksional
Pendiri model konseling ini adalah Eric Berne
Hal
ini digunakan untuk mengajari klien untuk memilih menggunakan ego yang mana digunakan
dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, sehingga klien mampu
menggunakan segala aspek kepribadian yang ada pada dirinya dengan tepat.
Tujuan :
Membantu klien
agar bebas dari skenario, bebas dari permainan, menjadi pribadi yang otonom,
yang sanggup memilih ingin menjadi apa dirinya. Membantu klien dalam menguji
keputusan dini dan membuat keputusan yang baru yang berlandaskan kesadaran.
6
.Behaviorisme
Pendiri model konseling ini adalah Wolpe,Eysenck,Lazarus,Salter.
Konselor harus memainkan peran aktif dan direktif
dalam pemberian treatment, yakni
konselor menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah
konseli. Tugas konselor adalah mendengarkan kesulitan konseli secara aktif dan
empatik, memantulkan kembali apa yang dipahaminya, dan menjabarkan bagaimana
bertindak diluar cara-cara yang ditempuh sebelumnya. .
Tujuan :
Mengubah
tingkah laku klien yang kurang baik menjadi kearah yang lebih baik tanpa
menyepelekan tingkah laku terdahulu pada akhirnya tujuan yang sebenarnya diselipkan
kedalam metode penyelesaian masalah klien.
7
. Konseling rasional-Emotif
Pendiri model konseling ini adalah Albert Ellis
Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir
rasional dan irrasional
Ketika berpikir dan bertingkah-laku rasional
manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten.
Cara
ini sangat didaktik,berorientasi kognitif tindakan,serta menekankan peran pemikiran sistem-sistem kepercayaan sebagai akar
masalah-masalah pribadi .
Tujuan
:
Menghapus pandangan hidup klien yang mengalahkan dirinya terdahulu
dan mebantu klien tersebut memperoleh pandangan hidup yang lebih terarah.
8.
REALITAS
Pendiri model konseling ini adalah William Glasser
Berfokus
pada saat sekarang, menekankan pada kekuatan pribadi dan
pada dasarnya merupakan jalan dimana para klien bisa belajar tingkah laku yang
lebih realistik agar bisa mencapai keberhasilan.
Tujuan :
Ø Menolong
individu agar mampu mengurus diri sendiri, agar dapat menentukan dan
melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
Ø Mendorong
konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada
sesuai dengan kemampuan dan keinginan dalam perkembangan dan pertumbuhannya
Ø Mengembangkan
rencana-rencana nyata dan realistik dalam memcapai tujuan yang telah ditetapkan
Ø Perilaku
yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yang sukses, yang
dicapai dengan menanamkan nilai-nilai dan adanya keinginan individu untuk
mengubahnya sendiri.
Ø Terapi
ini ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan
konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli secara profesional kepada inividu atau
Kelompok untuk menyelesaikan atau mengentaskan masalah yang terjadi dan juga
untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri individu sehingga individu
tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Tujuan umum
bimbingan konseling adalah membantu individu agar mencapai perkembangan secara
optimal sesuai engan bakat,kemampuan,minat,an nilai-nilai serta terpecahkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh individu atau klien.Sedangkan tujuan
khususnya adalah lansungterkait pada arah perkembangan klien dan masalah yang dihadapi
Model-model
yang digunakan dalam proses bimbingan konseling yaitu Psikoanalistik, Humanistik, Client-centere, Gestalt, Transaksional,
Beheviorisme, Rasional-emotif, Realistas.
B . Saran
Sebagai seorang konselor
kita harus memahami konsep dasar
dan model-model bimbingan konseling sehingga dalam melakukan proses bimbingan dan
konseling akan tercapai hasil yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Corey
Gerald.2009.Teori konseling dan
Psikoterapi.Bandung : PT Refika Aditama
Abdurrahman,Tarmizi
situmorang.2006. Dasar-asar bimbingan
konseling.Medan
Hellen A.2005.Bimbinganan konseling.Bandung
Prayitno,Erman
Amti.2004. Dasar-dasar Bimbingan dan
konseling.Jakarta : PT Rineka Cipta
http//ahmasudarajat.Worpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar