Senin, 06 Januari 2014

PERUBAHAN SISTEM NILAI BUDAYA DAN MASALAH KEMANUSIAAN




PERUBAHAN SISTEM NILAI BUDAYA DAN MASALAH KEMANUSIAAN
A.    Perubahan Sitem Nilai Budaya
1.  Konsep Sistem Nilai Budaya
Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir, dan tingkah laku mereka. Sistem nilai budaya adalah hasil pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi kebiasaan yang berpola. Sistem nilai budaya yang berpola merupakan gambaran sikap dan tingkah laku anggota masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat.
Unsur-unsur Kebudayaan (Menurut Koentjaraningrat) :
1.      Sistem religi yang meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan
2.      Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:kekerabatan,asosiasi dan perkumpulan,sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup,  perkumpulan
3.      Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang: flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
4.      Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:  lisan dan tulisan
5.      Kesenian yang meliputi: seni patung/pahat,  relief, lukis dan gambar, rias, vokal,  musik,  bangunan,  kesusastraan, drama
6.      Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi: berburu dan mengumpulkan makanan,  bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan
7.      Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi: produksi, distribusi, transportasi,  peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah,  pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, senjata.



2.      Perubahan Sistem Nilai Budaya.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan(herimanto dan winarno, 2010.35).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan:
1.      Discovery dan invention
Discovery dan invention adalah pangkal tolak dalam studi mengenai pertumbuhan dan perubahan kebudayaan, karena hanya dengan proses inilah unsur yang baru dapat ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia.Menurut Linton, Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan dan invention adalah penerapan yang baru dari pengetahuan. Basic invention dapat diterangkan sebagi suatu peristiwa yang meliputi pemakaian prinsip baru atau kombinasi dari prinsip baru. Basic disini mempunyai arti, bahwa ia membuka kemungkinan akan adanya kemajuan dan menjadi dasar dari berbagai invention. Improving invention Artinya adalah memperbaiki penemuan yang telah ada

2.      Difusi kebudayaan
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi intramasyarakat.Sedangkan penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
Heriamanto dan winarno, mengemukakan penyebaran budaya atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudadayaan dari satu kelompok ke kelopok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain.kebudayaan kelompok masayarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain.misalnya kebudayaan dari masyarakat Barat (negara-negara eropa) masuk dan mempengaruhi kebudayaan timur (bangsa asia dan arika).Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Difusi budaya bisa menimbulkan masalah.Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk.contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada  era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi prilaku sebagian masyarakat indonesia. Misalnya, pola hidup komsumtif, pragmatis, dan individualistik.Akibatnya seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat indonesia.

3.      Akulturasi
Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya menglami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat menimbulkan proses akulturasi:
• Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua kelompok.
• Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan
• Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai
• Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya
• Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang komplek pula.
Herimanto dan winarno( 2010.Hal 37), mengemukakan akulturasi berarti petemun antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda.Akulturasi merupakan kontak antar kebudayaan, namun masing- masing masih memperlihatkan unsur-unsur kebudayaannya.
4.      Asimilasi
Asimilasi dalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu-individu dan anatar kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
Asimilasi berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu.Asimilasi terjadi karena proses yang berlansung lama dan intensif antara mereka yang  berlainan latar belakang ras, suku, bangsa, dan kebudayaan.pada umunya, asimilasi menghasilakan kebudayaan baru.
Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi:
v  Faktor toleransi
v  Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi
v   Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain.
v   Faktor perkawinan campuran
Ada beberapa alasan mengapa terjadi pergeseran dan perubahan tentang system nilai budaya menurut Munandar Sulaiman, antara lain;
a.       Jarak komunikasi antar etnis
b.      Pelaksanaan pembangunan
c.       Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.      Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya
Apabila terjadi perubahan pada system nilai budaya maka akan terjadi juga perubahan sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah laku anggota masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek kehidupan manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu manusiawi dan tidak manusiawi. Aspek kehidupan manusiawi diungkapkan sesuai dengan system nilai budaya sebagai pandanagan hidup, melalui sikap saling menyayangi, melindungi, menghargai, dan lainnya yang dirasakan sebagai keindahan hidup. Sebaliknya aspek kehidupan tidak manusiawi diungkapkan melalui sikap dan perbuatan yang merugikan, menggelisahkan, dan menjadikan manusia menderita.


B.MASALAH KEMANUSIAAN
1.      Hakikat Manusia Sama
Manusia diciptakan Tuhan sama, mempunyai cipta, rasa, dan karsa. Sebagai makhluk budaya manusia selalu menginginkan yang benar, baik dan bermanfaat. Sifat ini disebut manusiawi. Sebab manusia memang diciptakan sama dan universal. Namun dalam menghadapi lingkungan alam dan sosial budaya manusia tidak saja menunjukkan kesamaan, tetapi juga perbedaan dan ketidak seragaman, maka dari itu manusia berupaya untuk menciptakan kesatuan pandangan guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak manusiawi.
2.      Manusia Sebagai Subjek dan Objek
Dalam mengkaji masalah kemanusiaan, manusia menempati posisi ganda yaitu, tidak hanya sebagai subjek tetapi juga menjadi objek. Tema masalah kemanusiaan diarahkan kepada;
-          Diri manusia dengan nilai-nilai kemanusiaan
-          Hubungan manusia dengan manusia, dengan alam, dan dengan Tuhan

3.Manusia dan Peradaban
          
Istilah peradaban dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang divirikan oleh tingkat pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju.
Pada saat ini telah terjadi peradaban secara global yang dipengaruhi oleh globalisasi.globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas  bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. 
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan.globalisasi dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai ancaman dan sebagai peluang.
Sebagai ancaman globalisasi membawa permasalahan bagi bagi manusia dimana dengan globaalisasi banyak hal yang berdampaka negatif, seperti merebaknya konsemerisme, materialisme, hedonisme, sekularisme, kemewahan yang tidak semestinya, foya-foya, pergaulan bebas, budaya kekerasan, pornografi, pornoaksi, dan semacamnya.pengaruh tersebut bukan saja lewat dunia film, namu juga lewat media cetak dan televisi dengan satelitnya, serta yang sekarang menjadi trend adalah internet.jadi peradaban global terutama peradaban Barat, memberi dampak buruk bagi sikap dan prilaku individu yang dalam masyarakat.




4.Manusia, nilai, moral dan Hukum
            Moral adalah salah satu bagian dari nilai, yaitu nilai moral.Moral berkaitan dengan nilai baik buruk perbuatan manusia.Pada daasarnya, manusia yang bermoral tindakannya didasari oleh nilai-nilai moral.Tindakan moral adalaha tindakan yang menjunjung tinggi nilai pribadi manusia, harkat, dan martabat manusia.
            Nilai moral diwujudkan dalam norma moral.Norma moral, norma kesusilaan, atau disebut juga norma etik adalah peraturan/kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan mrupakan perwujudan nilai-nilai moral yang mengikat manusia.Norma moral menjadi acuan prilaku baiik buruknya manusia.prilkau yang baik adalah prilaku yang sesuai dengan norma-norma moral.Sebaliknya, priaku buruk adalah prilkau yang bertentangan dengan norma-norma moral.
            Selain norma moral, ada pula hukum.Pada dasarnya, hukum adalah norma yang merupakan perwujudan dari nilai, termasuk nilai moral.prilaku atau perbuatan manusia, baik secara pribadi maupun hidup bernegara terikat pada norma moral, dan norma hukum.secara ideal manusia seharusnya taat pada norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan tercipta dalam hidup sebagai upaya perwujudan kehidupan yang damai, tertib, aman, dan sejahtera.pelanggaran norma moral merupakan pelanggaran kode etik, pelaggran norma hukum merupakan pelanggaran hukum.
            Pada dewasa ini banyak manusia yang melakukan pelanggaran norma moral dan norma hukum.contohnya seorang guru melanggar kode etik guru, pelanggaran hukum seperti pencurian,perjudian, pembunuhan, pemerkosaan, korupsi dan masih banyak lainnya.

5.Manusia, ilmu pengatahuan, teknologi, dan seni
            Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni( IPTEKS) sudah sedemikian pesatnya, bahkan telah berpengaruh baik secara lansung maupun tidak lansung bagi kehidupan manusia, dan pengaruhnya tersebut menyangkut pola pikir, pola kerja, pola hidup, maupun tingkah lakunya.










BAB PENUTUP



A.KESIMPULAN

1.      Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir, dan tingkah laku mereka
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan: discovery dan invetion, difusi, Akulturasi, Asmilasi
3.      Dampak perubahan pada sistem nilai budaya yaitu akan terjadi perubahan sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah laku anggota masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.



B.SARAN

            Semoga makalah ini dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca sehingga memiliki gagasan untuk meyikapai perubahan sistem budaya yang ada di dalam masyarakat.


Senin, 01 April 2013

TES YANG BAIK


KRITERIA ATAU CIRI TES YANG BAIK

PEMBAHASAN

A.Validitas
Di dalam buku Encyclopedia of Education yanaag di tulis oleh Scarvia B.Anderson dan kawan-kawan disebutkan: A test is valid if it measures what it perpose to measure, artinya sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak di ukur. Dalam bahasa indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih” (Suharsimi Arikunto,2003:65)
Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan kenyataan.Sebagai contoh, informasi tentang seorang bernama Adi menyebutkan bahwa si A pendek kerena tingginya tidak lebih dari 140 sentimeter.Data tentang si Adi dikatakan valid apabila memang sesuai dengan kenyataan, yakni bahwa tinggi Adi kurang dari 140 sentimeter.Contoh lain, data Budi yang diperoleh  dari cerita orang lain menunjukkan bahwa ia pembohong. Bukti bahwa si Budi pembohong diperoleh dari kenyataan bahwa si Budi sering berbicara tidak benar, tidak sesuai dengan kenyataan. Dengan demikian maka data tentang Budi tersebut valid dan cerita orang tersebut benar.
Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya.
Cara yang digunakan untuk mengetahui validitas alat ukur yaitu menggunakan teknik korelasi product moment yang digunakan oleh pearson.Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
1.Korelasi product moment dengan simpangan
           
2.Korelasi product moment dengan angka kasar
      
B.Daya Beda
            Daya beda atau pembeda adalah kemampuan sesuatu untuk membedakan antara data A dengan data B. Misalnya data A siswa yang pandai ( berkemampuan tinggi), dan data B siswa yang bodoh (berkemanpuan rendah). Daya pembeda bertujuan untuk membedakan antara siswa yang pandai dangan siswa yang bodoh.
            Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00.indeks beda memiliki tiga titik yaitu:
                     -1.00                                           0,00                                              1.00
daya pembeda negatif
daya pembeda rendah
daya pembeda tinggi(positif
           
            Bagi sautu tes atau soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, maka soal itu tidak baik kerena tidak mempunyai daya beda.Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun bodoh tidak menjawab dengan benar.soal tersebut tidak baik juga kerena tidak mempunyai daya pembeda.Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja.


C.Reliabilitas
            Kata reliabilitas dalam bahasa indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggis, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya.
            Tes dikatakan dapat dipercaya  (reliabel) jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali.Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menujukkan ketetapan.Dengan kata lain, jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan( rangking) yang sama dalam kelompoknya.tes yang menunjukkan ketetapan maka tes tersebut dapat dipercaya.Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
            Jika validitas terkait dengan ketetapan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali.Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan tetap memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.
D.Objektivitas
           Objektivitas berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi.Lawan kata dari objektif adalah subjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang memperngaruhi.Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melakukan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi.
E.Standarisasi
            Tes terstandart adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat di jamin kebaikannya.Di negara-negara berkembang  biasa tersedia tes semacam ini, dan di kenal dangan nama standardizedn test.sebuah tes terstandart biasanya memiliki identitas antara lain: sudah dicobakan berapa kali dan di mana, berapa koefisien validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda,  dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu.



ANALISIS

 Nurkancana dalam Ahmad hamid(2009:124) mengemukakan bahwa baik buruknya suatu tes atau alat ukur dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:
1.      Validitas
2.      Reliabilitas
3.      Tingkat kesukaran
4.      Daya beda
Dalam buku karangan Ahmad Hamid mengemukakan kriteria alat ukur atau tes yang baik yaitu :
A.Validitas
            Validitas atau kesahihan suatu instrumen dapat diartikan sebagai ketepatan dan kecermatan dalam fungsinya sebagai alat ukur atau tes.Alat tes dikatakan valid bila benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pengukuran.Azwar dalam Ahmad Hamid(2009:125) mengemukakan bahwa “ valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya suatu tes tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat”.
B.Daya Pembeda
            Daya pembeda(daya diskriminasi) dari suatu alat tes merupakan kemampuan alat ukur untuk membedakan antara siswa yang belum mampu dengan siswa yang sudah mampu.Dalam hal ini Azwar mengemukakan bahwa “Daya diskriminasi item adalah kemampuan item dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi(diwakili oleh mereka yang termasuk kelompopk tinggi) dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah(diwakili oleh meraka yang termasuk dalam kelompok rendah).Sudijono mengemukakan “daya pembeda item itu dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya indeks diskriminasi item.”
C.Reliabilitas
            Reliabilitas dapat diartikan sebagai tingkat kepercayaan atau keterandalan.Azwar mengemukakan bahwa Reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.

 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto suharsimi.2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
Hamid ahmad.2009.Evaluasi Pengajaran.Banda Aceh:Syiah Kuala University Press